Pemuda dan Sosialisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pemuda ?
2. Apa pengertian Sosialisasi ?
3. Media, Tujuan dan Proses Sosialisasi Pemuda ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian Pemuda
2. Mengetahui pengertian Sosialisasi
3. Mengetahui Media, Tujuan dan Proses Sosialisasi Pemuda
4. Memenuhi tugas kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kepemudaan
Pembicaraan tetang generasi muda adala penting, sebab:
1. Bagian terbesar peduduk indonesia saat ini berusia muda.
2. Generasi muda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa.
3. Kelangsungansejarang dan budaya bangsa.
4. Terjaminnya proses kesinambungan nilai-nilai dasar negara dan bangsa, yaitu di pandang dari sudut semangat kepemudaanm yakni sumpah pemuda 1928, proklamasi 1945, Pancasila dan UUD 1945.
Pemuda merupakan konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah “nilai” dan lebih sering merupakan pengertian ideologis dan kultural, yaitu pemuda harapan bangsa. Pemuda memiliki masa depan dan lain-lain, dan ini merupakan beban moral bagi pemuda.
Yang dimaksud dengan pemuda adalah:
1. Daru segi biologis: pemuda adalah kelompok masyarakat berumur 15-30 tahun.
2. Dari segi budaya atau funsional: Pemuda adalah golongan rmaja yang berumur 13-18 sampai 21 tahun.
3. Dari segi angakatan kerja: Pemuda adalah sumber daya masnsia muda berumur 0-18 tahun.
4. Dari segi ideologis-politis: Pemuda adalah generasi muda berumur 18-40 tahun.
Jadi yang dimaksud dengan pemuda adalah mereka yang berumur 10-40 tahun atau lebih dengan catatan secara psikologismempunyai jiwa kepemudaan dan mempunyai identitas kepemudaan. Untuk dapat mengetahui lebih dalam tentang hakikat kepemudaan maka pemuda dapat dilihat malalui dua pendekatan yaitu pendekatan klasik dan pendekatas ekosferis.
Masa muda merupakan masa pengembangan yang aneh dan menarik, merupakan fase pertumbuhan biologis yang bersifat seketika, dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum bilogis bahwa manusia tidak dapat melawan proses penuaan. Pemuda dianggap sebagai kelompok yang mem[unya aspirasi sendiri yang seringkali bertentangan dengan aspirasi masyarakat secara umum (khususnya orang tua atau generasi tua). Oleh karenannya besar kemungkinan timbul konflik karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan geneasi tua dan ini pada akhirnya menimbulkan gejolak pada kaum muda untuk mecari didentitas diri. Dalam pendekatan ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dau asumsi pokok:
a. Proses perkembangan manusia bukan sebagai sesuatu yang kontinum, tetapi fragmentasi, dinamuika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola klakuan yang sudah ada,., dan setiap bentuk penyimpangan dianggap sebagai anomalis (tidak wajar) dan ditentang oleh kaidah sosial yang sudah melembaga. Akibatnya timbul jurang pemisah antara generasi tua dan generasi muda.
b. Kehidupan mempunyai pola tertentu dan di tentujan oleh mutu pemikiran yang diwakiuli oleh generasi penerus yang bersembunyi di balik tradisi. Pemuda tidak mempunyai andil dalam ikut mendukung proses kehidupan bersama dalam masyarakat. Pemuda dinaggap sebagai objek penerapan pola-pola kehidupan yang sudah tertentu.
2. Pendekatan ekosferis
Dua hal yang menonjol dalam pendekatan idi adalah, pertama, epemudaandan kehidupan orang dewasa dan anak-anak merupakan suatu totatlitas, tak ada pertentangan secara fundamental, tak ada jurang generasil; dan kedua, anak-anak, genrasi muda dan generasi tua berada dalam satu kesatuan wawasan kehidupan di mana semua bertanggung jawab atas kerselamatan, kesejahteraan, dan kelangsungan generasi sekarang dan masa datang.
Pandangan ini menempatkan pemuda pada horizon yang lebih luas, yaitu segala jensi “kelainan” yang seolah-olah menjadi hak paten pemuda, merupakan keresahan masyakarat sebagai suatu keseluruhan.
2.2 Proses Sosialisasi
Istilah Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup di tengah-tengah orang lain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayannya. Dari proses tersebut, sesesorang akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Kemapuan untuk hidup di tengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dalam masyrakat, tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan malalui suatu proses pematangan dan belajar. Proses sosialisasi ini berlangsung malalui beberapa media, yaitu:
1. Keluarga
Merupakan media pertama yang mewarnai kehidupan individu, merupakan pendidik atau guru pertama bagi individu-individu dalam membentuk sikap. Pengaruh kehidupan keluarga, langsung maupun tudak langsung, sangat kuat dan tahan lma, ada dua faktor yang menyebabkan keluarka memainkan peran yang sangat penting dalam proses sosialisasi. Pertama, keluarga mempunyai kesempatan bergaul lbih banyak dengan si anak selama masa pertumbuhan awal. Kedua, kerana hubungan yang sangat erat antar anggota keluarga.
2. Sekolah
Merupakan lingkungan formal pertama bagi seorang anak, proses sosialsisasi dilakukan melalui berbagai sarana, antara lain kurikulum, kegiatan ritual, guru, dan kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan formal memegang peran penting didalam dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, tidak saja sebagai subjek pembangunan yang harus secara katif terlibat. Disamping pendidikan formal di satuan-satuan pendidikan sampai dengan prguruan tinggi, proses sosialisasi juga dilakuakn melalui pendidikan informal. Pendidikan nonformal yang sasaran pokoknya adalah anggota masyarakat. Adlah proses pendidikan yang dilakukan saecara teraut dan sadar akan tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan sebagaimana yang ada pada pendidikan formal,. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh sesorang bedasarkan pengalama dalam kehiduan sehari-hari, dengan sadar atau tidak, sejak seorang lahir sampai akhri masa hidupnya.
3. Kelompok pergaulan
Termasuk di dalamnya dalah kelompok bermain di masa kecil, keolok persahabatan dan kelompok kerja yang anggotannya sedikit, yang mana setiap anggota mempunyai kedudukan yang relatif sama dan mempunyai ikatan erat satu sama lain. Pada saat anak meningkat eramajam peranan kelompok pergaulan ini sering menjai\d lebih penting dan lebih besar pengaruhnya karena adanya ikatan dan solidaritas yang besar dengan teman sebaya.
4. Media masa
Kemjuan teknologi komunikasi membuat dunia seakan semakin sempit. Berbagai peristiwa di berbagai belahan bumi dapat diikuti mlalui media masa. Paling tidak, melalui media masa seorang memperoleh pengetahuan. Penelitian menunjukan TV telah mengurangi minat anak membaca buku dengan serius, merampas media lain dan waktu tidur anak.
5. Masyarakat
Makin majemuk suatau masyarakt maka akan semakin sulis sosialisasi dilakukan. Hal ini karena masyarakat yang majemuk terdiri dari berbagai etnis, kelompok dan aturan, dan belum tetnu memiliki norma yang sejalan, yang berarti apa yang diperbolehkan oleh masyarakat yang lain dan sebaliknya. Dalam masyarakat pedesaan yang homogen di mana norma-norma masih dipegang teguh dan jelas pranatannya, makan sosialisasi berjalan lebih mudah.
Proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian sebagai produk sosialisasi merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi lain di luar dirinya, dan timbullah sebuan “aku” atau “saya”.
Kepribadian diartikan sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisis dalam individu yang turut menentukan cara cara yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan atau gabungan keseluruhan dari ciri-ciri (sifat) yang tampak dan dapat dilihan pada seseorang.
Beberapa definisi kepribadian yang berkembang masing-masing dengan menonjolkan aspek yang berbeda dan disusul untuk menjawab permasalahan yang berbeda juga, antara lain:
1. Hilgard & Marquis: kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan.
2. Stern: Kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka diri serta kemampuan memperoleh pengalaman.
3. Allport: Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang juga unik dengan lingkungannya.
4. Guilford: kepribadian adalah pola trait-trait yang unik dari seseorang.
5. Pervin: kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi.
6. Maddy atau Burt: kepribadian adalah seprerangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil, yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkahlaku psikologik (berfikir, merasa dan gerakan) dari seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan bilogik saat itu.
7. Murray: kepribadian adalah suatu lembaga yang mengatur organ tubuh, yang sejak lahir sampai mati tidak pernah berhenti terlibat dalam pengubahan kegiatan fungsional.
8. Phares: kepribadian adalah pola khas dari pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang membedakan orang yang satu dengan yang laindan tidak berubah lintas waktu dan situasi.
Dari beberapa definisi tersebut yang diambil kesimpulan adanya lima karakteristik kepribadian, yaitu:
1. Kepribadian besifat umum
Kepribadian menunjuk kepada sifat umum seseorang (pikiran, kegiatan, dan perasaan) yang berperngaruh secara sistemik terhadap keseluruhan tingkah lakunya.
2. Kepribadian bersifat khas
Kepribadian digunakan untuk menjelaskan sifat individu yang membedakan dia dengan orang lain, semacam tanda tangan atau sidik jari psikologik, bagaimana individu berbeda dengan yang lain.
3. Kepribadian berjangka lama
Kepribadian digunakan untuk menggambarkan sifat individu yang awet, tidak mudah berubah sepanjang hidupnya, kalaupun terjadi perubahan biasanya bersifat bertahap atau akibat merespons suatu kejadian yang luar biasa.
4. Kepribadian bersifat kesatuan
Kepribadian digunakan untuk memandang diri sebagai unit tunggal, struktur atau organisasi internal hipotetik yang membentuk kesatuan yang konsisten.
Kepribadian adalah cara bagaimana orang berada di dunia. Apakah ia tampil dalam tampilan yang baik, kepribadiannya sehat dan kuat, atau tampil sebagai burung yang lumpuh, yang berarti memiliki kepribadian yang lemah atau menyimpang. Ciri kepribadian sering dipakai untuk mejelaskan bagaimana dan mengapa orang senang dan mengapa pula susah, berhasil atau gagal, berfungsi penuh atau berfungsi sekedarnya.
Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting sebab proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan sega daya imitasi dan identitasnya. Karena dalam sosialisasi pengintegrasian individu dalam kelompok lebih berkembang, maka lingkungan atau jalur organisasi fungsional harus memberi teladan dalam pola-pola tindakannya. Pembinaan pemuda yang ada dan sedang berjalan dilakukan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan, jalur organisasi fungsional, pemuda dan jalur media masa.
2.3 Permasalahan Genrasi Muda
Perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan, tekonologi dan seni yang diikuti oleh maslaha peledakan jumlah penduduk dan berbagai krisis dunia dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan, telah mempengaruhi masyarakat secara mendasar, yang dirasakan juga oleh generasi muda sebagai masalah yang langsung menyangkut kepentingan mereka dimasa sekarang dan tantangan yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang.
Secara garis besar permasalahan generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek, diantarannya:
Proses pertumbuhan, perkembangan kepribadian seta penyesuaian diri secara jasmani dan rohani sejak masa anak-anaksampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antarannya keterbelakangan jasmani dan mental, salah asuh orangtua dan guru, pengaruh negatif lingkungan pergaulan sehari-hari oleh teman sebaya dan sebagainya yang memungkinkan timbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua dan guru, kecanduan narkoba. Semua ini memerlukan perhatian yagn serius, tidak saja dari para orangtua tetapi juga dari masyarakat secara umum.
2. Sosial Budaya
Proses pendewasaan kaum muda ada dalam proses pembangunan dan modernisasi dengan segala akibat sampingnya. Bila tidak diperoleh arah yang jelas, maka corak warna masa depan bangsa akan menjadi lain dari yang dicita-citakan. Benturan antara nilai budaya tradisional dan nilai baru yang cenderung meminimalkan pertentangan antar generasi pada gilirannya akan menimbulkan perbedaan sistem nilai dan pandangan antara generasi muda dan generasi sebelumnya. Lebih lanjut, kondisi ini akan menyebabkan terputusnya kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa sebagaimana yang tersebut dalam dasar negara Pancasila, antara lain bergesernya salah satu ciri kehidupan masyarakat Indonesia, dari kekeluargaan dan gotong royong menjadi individualistis. Dalam pada itu perlu kirannya dipikirkan upaya pembentukan kembali jati diri bangsa melalui pendidikan karakter bagi generasi muda agar kesadaran berbangsa dan berkepribadian nasional tetap terjaga.
Pertambahan jumlah penduduk dan belum meratannya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan bertambahnya pengangguran di kalangan generasi muda sebagai akibat kurangnya lapangan kerja. Ini menimbulkan problema sosial tersendiri serta rasa frustasi dikalangan pemuda. Anggaran pendidikan yang masih terbatas menyebabkan ketidakseimbangan natara kebutuhan dan arapan yang pada akhirnya tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan pembangunan.
Kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola infrastruktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu yang menghambat upaya penumbuhan satu orientasi baru, yaitu pemikiran untuk menjangkau kepentingan bangsa di atas segala kepentingan lain. Belum terarahnya pendidikan politik dikalangan generasi muda dengan penghayatan mekanisme demokrasi Pancasila yang tertib hukum dan disiplin nasionakl menyebabkan upaya penyaluran aspirasi generasi muda belum dilakukan secara institusional dan konstitusional.
Dari uraian tersebut maka disimpulkan bahwa masalah-masalah yang menyangkut generasi muda antara lain adalah:
1. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat, juga generasi muda.
2. Kekurangpastian terhadap masa depan.
3. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja di kalangan generasi muda menyebabkan berkurangnya produktifitas nasional dan memperlambat laju perkembangan pembangunan nasional di samping juga menimbulkan berbagai problem sosial.
4. Masih banyakanya keluarga yang berpenghasilan rendah berhubungan erat dengan kurangya asupan gizi yang pada gilirannya akan mengambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan. Di samping oleh daya beli yang rendah, kondisi ini juga disebabkan kurangnya pengetahuan tentang gizi dan konsep konsumsi pangan secara 3B plus.
5. Masih banyaknya pernikahan dibawah umur, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.
6. Keberadaan generasi muda yang cacat fisik, mental dan sosial akibat tidak terpenuhinnya kebutuhan gizi, memerlukan perhatian khusus agar dapat hidup secara sehat, aktif dan produktif sebagai mana mereka-mereka yang tumbuh sempurna.
7. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi pernikahan dan kehidupan keluarga.
8. Meningkatnya kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika.
2.4 Peran Pemuda dalam Masyarakat dan Pembangunan
Peranan pemuda sehubungan dengan pembagunan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Yang berusaha menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
Peran ini dibedakan atas:
a. Yang medukung, meneruskan dan melestarikan tradisi dan dengan sendirinya berkewajiban dan berusaha mentaati tradisi yang berlaku.
b. Yang berusaha menyesuaikan diri dengan orang yang berusaha mengubah tradisi, yang pada gilirannya akan terjadi perubahan tradisi dalam masyarakat.
2. Yang menolak penyesuaian diri dengan lingkungan.
Peran ini dibedakan atas:
- Jenis pemuda urakan, yang tidak bermaksud mengadakan peruahan dalam kebudayaan dan masyarakat, akan tetapi menginginkan kebebasan bagi dirinya sendiri untuk menentukan kehendak.
- Jenis pemuda nakal (delinken), yang tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud mengadakan perubahan dalam kebudayaan dan masyarakat, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan-tindakan yagn merugikan masyarakat.
- Jenis pemuda radikal, yang berkeinginan untuk mengadakan perubahan secara revolusioner, akibat ketidakpuasan dengna kondisi yang ada.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda dapat dilakukan melalui beberapa asas, yaitu:
Pembinaan dan pengembangan dari sisis asas edukatif dibedakan atas:
- a. Oleh unsur di luar generasi muda yang didasarkan atas asas: ingarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Yang artinya Di depan kita memberi contoh, ditengah membangun prakasa dan bekerjasama, di belakang memberi daya-semangat dan dorongan.
- b. Oleh sesama generasi muda yang didasarkan atas asas: silih asih, silih asah, dan silih asuh.
2. Asas persatuan dan Kesatuan bangsa.
3. Asas swakarsa.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda harus dapat menumbuhkan, membantu dan mengembangkan kemauan dan kemampuan generasi muda untuk membina dan mengembangkan diri sendiri dan lingkungannya.
4. Asas pendayagunaan dan fungsionalisasi.
Banyaknya jumlah dan macam organisasi pemuda pada saat ini menuntut adanya penataan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi pelaksanaan program-program gengerasi muda dalam pembangunan nasional.
Sebuah pepatah menyebutkan bahwa barangsiapa menguasai generasi muda maka berarti ia menguasai masa depan bangsa tersebut. Mengkaji lebih dalam arti apa yang tersirat dalam pepatah tersebut berarti bahwa masa depan suatu bangsa terletak di tangan generasi muda, yang harus menggantikan generasi sebelumnya memimpin bangsa. Genrasi muda, khususnya yagn memiliki kesempatan mengenyam pendidikan tinggi, memiliki kewajiban untuk menyumbangkan tenagannya kepada masyarakat. Pada generasi muda ini berperan sebagai agent of change, agent of development dan agent of modernization. Sebagai agent of change, mereka bertugas mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah yagn lebih baik, lebih bersifat kemanusiaan, dan lebih bermartabat. Sebagai agent of development, mereka bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, yagn bersifat fisik maupun non-fisik. Sebagai agent of modernization, mereka bertugas sebagai pelolpor dalam pembaruan, tentunya dengan tetap memperhatikan niali-nilai luhur warisan leluhur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tujuan pokok sosialisasi adalah individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat, individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya, pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat, dan bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
2. Peranan pemuda dalam pembangunan masyarakat adalah sebagai agent of change, agent of development, dan agent of modernization.
3. Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah idealisme dan daya kritis, dinamika dan kreativitas, dan keberanian mengambil resiko.
4. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat masing-masing anak.
5. Masalah-masalah generasi muda diantaranya adalah menurunnya jiwa nasionalisme, kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya, belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, tingginya jumlah putus sekolah, kekurangan lapangan kerja, kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, banyaknya perkawinan dibawah umur, penyalahgunaan obat narkotika dan zat adiktif, masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang, pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (deviant behavior), masuknya budaya barat (westernisasi culture), dan masih merajalelanya kenakalan remaja.
6. Faktor penyebab permasalahan pemuda adalah kurang dalam mengendalikan diri, kurang masa bersama keluarga, dan masalah ekonomi keluarga.
7. Usaha menanggulangi permasalahan pemuda dapat dilakukan oleh lingkungan terutama pendekatan oleh keluarga dan pendidikan.
3.2 Saran-saran
Penyusunan materi dalam makalah ini sudah cukup baik,namun masih banyak memiliki kekurangan khususnya kelengkapan materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kelak penulis dapat membuat makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
- Hanafie, Sri Rahaju Rita. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: CV Andi Offset.
Komentar
Posting Komentar